Jumat, 27 Maret 2015

Kebudayaan Betawi

Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa MelayuKreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda.  Asal mula suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Suku betawi dikenal karena gaya bahasanya yang sering dipakai didaerah jakarta. Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "a". Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara). Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.
Itu sedikit tentang gambaran dan sejarah asal mula betawi dan bahasa yang digunakan. Saya berasal dari keluarga suku betawi asli betawi asli sedangkan ibu saya keturunan jawa. Dari kecil saya sudah sangat mengenal keragam budayaan khas betawi yang berada disekitar lingkungan saya. Salah satu ciri khas betawi yang sangat dikenal yaitu ondel – ondel, tanjidor,roti buaya,dan palang pintu khas betawi yg disering dibawakan pada saat acara pernikahan, dan masih banyak lagi.


Ondel- ondel khas betawi     

 palang pintu khas betawi

 Roti buaya khas betawi

Tanjidor khas betawi

       Dari kempat ciri khas diatas, hanya ondel-ondel yang paling mudah ditemukan. Hampir setiap minggu ada pengamen ondel – ondel yang lewat didepan rumah saya. Kalau tanjidor,palang pintu, dan roti buaya hanya digunakan pada saat event besar saja atau pada saat acara pernikahan .
                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar