Alkisah seorang anak dimata orang tua yang menjadi “anak tangan”, “anak mata” dan “anak telinga”
Aku
pernah mendapatkan sebuah kisah yang menarik dari seorang kakek di
desaku, saat itu sang kakek memberikan penjelasan kepadaku tentang
identitas seorang anak dimata orang tua, ia pun menjabarkan seperti ini,
Sebenarnya bagi orang tua, seorang “anak benar-benar disebut anak secara keseluruhan” ialah “dikala si anak masih di dalam kandungan sang ibu”,
hal ini sungguh beralasan mengingat begitu tertujunya perhatian kedua
orang tua ketika kita lebih kurang 9 bulan dalam dekapan sang ibu.
Setelah lahir seorang anak akan berubah status menjadi “anak tangan”,
itu karena kita masih dalam keadaan bayi yang belum bisa apa-apa dan
selalu membutuhkan bantuan ibu dan ayah, bantuan merekapun datangnya
pasti dengan tangan. Belaian mereka, penjagaan mereka, perhatian mereka
serta kasih sayang mereka tercurah semuanya melalui tangan.
Kemudian ketika sudah bisa berjalan sendiri hingga menuju kedewasaan maka kita sebagai sang anak akan disebut sebagai “anak mata”
oleh orang tua, alasannya ialah ketika itu kita tidak lagi membutuhkan
bimbingan tangan untuk berjalan, tak membutuhkan tangan orang tua lagi
untuk makan, bahkan ada juga yang tak membutuhkan tangan sang orang tua
lagi untuk mencari makan, singkatnya pada masa itu kita hanya diamati
dan diperhatikan oleh orang tua hingga kita menuju pribadi yang matang.
Semua itu mereka lakukan hanya melalui mata, jika kita salah maka mereka
akan marah, jika kita keliru maka mereka akan membenarkan dan jika kita
bingung maka mereka akan menunjuki.
Dan
yang terakhir ialah masa-masa dimana kita belajar dan mencari serta
menentukan sendiri jalan hidup yang akan kita tempuh, pada masa ini
orang tua hanya bisa menyebut kita sebagai “anak telinga”.
Mengapa demikian, wajar karena kita sudah selayaknya menjadi orang yang
berkembang dari hari ke hari, memupuk diri, berusaha sekuat mungkin
untuk menjadi diri sendiri, karena itulah akhirnya kita hanya akan
berdiri sendiri membentuk jalan hidup baru dan melanjutkan alkisah sang
anak pada keturunan-keturunan kita nanti. Pada posisi ini, orang tua
akan merasa sangat senang dan akan selalu mengakui anda sebagai anaknya
ketika anda mampu mengangkat sedikit saja telinga mereka di permukaan,
maka itulah sesungguhnya keinginan mereka, mereka akan merasa berhasil
sekaligus bangga pada kita. Kebahagiaan
itu akan senantiasa menghapus semua jerih payah mereka selama merawat,
memperhatikan dan mengajari kita menuju kehidupan baru yang benar. Maka
dari itu dimanapun posisi anda dan sebagai anak yang mana status anda,
maka perhatikanlah keinginan orang tua, mereka pasti mengarahkan kita ke
jalan yang terbaik, yakinilah itu.
Semoga
silsilah anak ini menjadi pengalaman baru bagi kita semua, sehingga
kita bisa mengoreksi diri, menentukan posisi dan siap menjadi orang yang
mau tidak mau akan mengalami hal yang serupa sebagai orang tua.
sumber : http://fanfren.com/index.php?option=com_blog&view=comments&pid=3578&fnm=0&ft=0&Itemid=53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar