Kata
Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa
MelayuKreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi
sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang
diberikan oleh Belanda. Asal mula suku
Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum
berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung
pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang
Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Suku
betawi dikenal karena gaya bahasanya yang sering dipakai didaerah jakarta. Meskipun
bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa
informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek
Betawi. Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek
Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir. Dialek Betawi
tengah umumnya berbunyi "é" sedangkan dialek Betawi pinggir adalah
"a". Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai
dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni
daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu,
Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester
(Jatinegara). Contoh penutur
dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih.
Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiran adalah Mandra dan Pak Tile.
Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan kenape/kenapa'' (mengapa).
Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir
bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca
mengaji Al Quran.
Itu
sedikit tentang gambaran dan sejarah asal mula betawi dan bahasa yang
digunakan. Saya berasal dari keluarga suku betawi asli betawi asli sedangkan
ibu saya keturunan jawa. Dari kecil saya sudah sangat mengenal keragam budayaan
khas betawi yang berada disekitar lingkungan saya. Salah satu ciri khas betawi
yang sangat dikenal yaitu ondel – ondel, tanjidor,roti buaya,dan palang pintu
khas betawi yg disering dibawakan pada saat acara pernikahan, dan masih banyak
lagi.
Ondel- ondel khas betawi
palang pintu khas betawi
Roti buaya khas betawi
Tanjidor khas betawi
Dari
kempat ciri khas diatas, hanya ondel-ondel yang paling mudah ditemukan. Hampir setiap
minggu ada pengamen ondel – ondel yang lewat didepan rumah saya. Kalau tanjidor,palang
pintu, dan roti buaya hanya digunakan pada saat event besar saja atau pada saat acara
pernikahan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar